#Puisi "Malaikat Yang Terbuang"
Bunda....
Balutan selimut biru itu tak mampu menghalau dinginnya duniaku,
Aku merindu akan hangat dekapmu.
Balutan selimut biru itu tak mampu menghalau dinginnya duniaku,
Aku merindu akan hangat dekapmu.
Air mata kian menganak sungai,
Diri ini berbisik pada dinding tuli
Bagaimana rupa jelitamu?
Bagaimana rupa jelitamu?
Ayah....
Aku ingin melukis indahnya tawamu,
Aku ingin berbagi kisah peliknya takdir.
Aku ingin melukis indahnya tawamu,
Aku ingin berbagi kisah peliknya takdir.
Ingin rasanya aku memaki pada ketidakadilan!
Yang memperuncing jarak di antara kita.
Kenapa Bunda pergi?
Kenapa Ayah tak perduli?
Terlalu tinggikah anganku mereguk kasih?
Impianku sederhana, Ayah, Bunda....
Ingin memeluk raga tuamu,
Ingin menangis akan hadirmu,
Ingin mencium harum surgamu,
Ingin mengenal duka dan bahagia dalam rangkulanmu.
Tapi kenapa?
Kau tinggalkan aku beratapkan langit,
Kau tinggalkan aku pada sesak tak bertepi,
Kau hibahkan aku pada malaikat tak bersayap lainnya,
Kau lemparkan tanggung jawabmu pada mereka!
Ayah, Bunda....
Aku ingin bersua,
Aku ingin keluarga bahagia,
Aku ingin kita bersama-sama.
Dari aku malaikat kecilmu.
Aku ingin keluarga bahagia,
Aku ingin kita bersama-sama.
Dari aku malaikat kecilmu.
Singkawang, 15 Oktober 2018
@delaernia
Comments
Post a Comment