#Puisi "Sekilas Angan Malam Minggu"



"Sekilas Angan Malam Minggu"

Teruntuk kamu yang single dan tak laku-laku, atau untuk dirimu yang masih belum beranjak dari cerita masa lalu, atau teruntuk kamu yang tengah merindu, menanti dirinya yang tak kunjung datang melamarmu, atau teruntuk kamu yang sedang berharap di ajak ke penghulu.

Kupersembahkan kata tak beraturan untuk menemani malam Minggumu.

Pagi beranjak pergi tinggalkanku, dan aku termangu menatapmu pergi.
Kau, bagai burung yang berkelana, mencari belahan hati yang entah mungkin bukan aku pemiliknya.

Ke mana kau pergi, sayang?
Mengapa membuatku menunggu, dan kau pun tak kunjung kembali pulang kehadapanku.

Apakah kau bosan sayang?
Kumohon beri kabarmu sekarang, karna aku lelah menantimu pulang.

Dan kukira, aku bisa menahan rindu yang menggebu ini.
Tapi bayang dan kilasan kenangan manis kita berputar-putar tak mau pergi.

Kuingin bertanya, sayang.
Tolong buka mata hatimu dan adakah aku di sana?
Mulailah mencari, resapi arti dan hadirku di hidupmu.

Dan, tanyakan lagi pada hatimu, sayang.
Resahkah dirimu sayang, jika tiada kabar dariku?

Karna aku di sini pilu, menahan mati karna rindu. Anganku pun tenggelam bersama aromu.

Semua hal yang terasa indah perlahan mulai punah. Walaupun kutahu, kita telah lama bersama atas dasar nama cinta. 

Rasa sayang yang terbuang, kini telah terbang melayang, menjadi titik semu di cakrawala atau mungkin telah menghilang di balik bayang-bayang.

Kuharap dapat satukan rasa, dan memulai merangkai masa depan bersama, hingga menjadi dua insan yang terikat perjanjian cinta. 

Kisah kita memang terdengar romantis, terasa manis hingga membuatku dilematis namun sekarang kisah itu terasa seperti kisah puitis nan tragis.

Malam pun dulu terasa hangat ketika kuberada di dekatmu, bagai dunia penuh warna saat kita beradu canda. 

Kuingin kau tatap mataku dan kuingin kau tahu, bahwa jauh dalam hatiku masih ada segala tentang kamu dan di sana masih setia terukir namamu.

Perlahan, hati kecilku merindukan masa indah saat kau genggam tanganku, mendekap ragaku dan masa di mana kita berdansa menembus waktu.

Hingga akhirnya kau bisikkan kata itu, kata cinta.

Semua yang terjadi masih terasa bagaikan mimpi, hingga membuatku tak ingin terbangun dari tidurku. 

Dan ternyata kita, hanyalah cerita sementara.
Dan ternyata kita, hanya sekedar merajut kenangan tanpa mengantisipasi rasa kehilangan.


Singkawang, 14 Desember 2018
@delaernia

Comments

Popular posts from this blog

#PUISI "Lembayung Senja"

#Puisi "Sudahkah Kamu Bersyukur Hari Ini?"

#Puisi "Dialog Waktu"